Palestina naik pangkat di PBB menjadi "negara non-anggota."
Warga Tepi Barat dan Gaza
serentak hening saat dilakukan penghitungan suara di PBB, menentukan
status baru yang diperjuangkan Presiden. Namun suasana berubah hingar
bingar penuh suka cita saat diumumkan mayoritas anggota PBB mendukung
kedaulatan Palestina.
Warga di dua wilayah itu lantas turun ke jalan-jalan, merayakan langkah besar bagi perjuangan mereka melawan isolasi dan menuntut kesetaraan. Mereka menembakkan peluru ke udara, meniup peluit, menyalakan kembang api, tanda kegembiraan.
"Saya senang sekali, saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya saat ini. Seperti bertemu ujung dari terowongan gepal. Dengan negara Palestina, kami sekarang bersatu sebagai rakyat dan pemimpin," kata seorang warga, Laila Jaman, di Ramallah Kamis waktu setempat, dilansir CNN.
Di Hebron, Nablus dan Jenin, warga Palestina memadati jalan. Banyak juga yang menaiki atap-atap rumah dan balkon mereka, bernyanyi dan berteriak melalui pengeras suara. Mengibarkan bendera Palestina.
Nasser Abdel Hadi, pemilik sebuah restoran terkenal di Ramallah memasak pizza berwarna merah, putih, hijau, dan hitam, warna-warna bendera Palestina. "Apa yang dilakukan Israel dalam 69 tahun terakhir adalah kriminal. Mereka mengambil tanah kami, anak-anak kami dan masa depan kami. Pertarungannya sekarang ada di PBB," kata Hadi, dikutip Reuters.
Di Bethlehem, Gereka Kelahiran (Church of Nativity) membunyikan lonceng memperingati peristiwa kemenangan itu. Ribuan orang di kota ini menyaksikan langsung pidato Abbas di PBB melalui proyektor yang diarahkan ke dinding pembatas dengan Israel.
"Kami memasuki saat-saat yang bersejarah, kelahiran negara Palestina," kata warga Ramallah lainnya, Suha Awadallah.
Di Gaza, gegap gempita yang sama juga terlihat. Untuk menunjukkan dukungan atas upaya Abbas, Hamas memperbolehkan para pendukung Fatah untuk menggelar perayaan di jalan. Pemimpin Hamas juga secara terbuka mendukung upaya Abbas.
"Kami mendukung setiap pencapaian politik bagi kepentingan rakyat, demi terbentuknya negara," kata Perdana Menteri Ismail Haniyeh.
Sebanyak 138 negara
anggota PBB mendukung peningkatan status Palestina menjadi "negara
non-anggota" dan hanya 9 yang menolak, sementara 41 abstain. Dengan
status baru ini, posisi Palestina di kancah internasional akan semakin kuat.
0 komentar:
Post a Comment