Beberapa media mengutip para diplomat Barat pada hari Ahad (11/11)
menginformasikan adanya kemungkinan penundaan atau pembatalan konferensi
internasional untuk menciptakan sebuah zona bebas senjata nuklir di
Timur Tengah.
Pembatalan pertemuan itu meskipun masih belum pasti, tapi keputusan untuk menunda pun akan membuat rezim Zionis Israel bertepuk tangan. Sebab saat ini, Israel tercatat sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyampaikan dukungannya pada konferensi yang bertujuan untuk menciptakan Timur Tengah bebas senjata nuklir dan mendesak semua negara di kawasan itu menghadiri pertemuan tersebut.
Finlandia siap menjadi tuan rumah pertemuan di Helsinki pada pertengahan Desember, yang menurut Ban merupakan kesempatan unik bagi semua negara di kawasan untuk secara kolektif meningkatkan keamanan mereka. Dia mendesak semua negara regional untuk berpartisipasi dan berkontribusi guna menyukseskan konferensi itu.
Diskusi tentang zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah telah dilakukan secara serius sejak beberapa tahun lalu. Republik Islam Iran juga termasuk salah satu pencetus ide menciptakan Timur Tengah bebas dari senjata pembunuh massal dalam Konferensi Revisi Traktat Non-Proliferasi (NPT) pada tahun 2010.
Iran dalam sebuah seminar di Brussels beberapa waktu lalu, mengumumkan bahwa mereka akan berpartisipasi aktif di konferensi Helsinki.
Majelis Umum PBB sejak tahun 1994 hingga 2011, setiap tahun meratifikasi resolusi yang menyeru Israel menandatangani NPT dan melakukan aktivitas nuklir dalam kerangka Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Badan nuklir PBB ini sejak tahun 1987 hingga 1991, juga telah mengajukan permintaan serupa kepada Tel Aviv.
Pada tahun 1981, IAEA meminta Israel untuk memberi akses kepada tim inspeksi guna memeriksa reaktor-reaktor nuklir Zionis. Akan tetapi, rezim itu juga menolak seruan tersebut.
Desakan agar Israel bergabung dengan NPT dan mematuhi aturan IAEA bertujuan untuk memperkuat upaya-upaya menciptakan zona bebas senjata nuklir dan menghapus ancaman nuklir Zionis dari kawasan. Oleh karena itu, semua pihak harus berupaya serius untuk menekan Israel agar mendukung zona bebas senjata nuklir.
Program nuklir militer dan produksi hulu ledak nuklir oleh Israel merupakan ancaman serius bagi keamanan dan perdamaian dunia. Negara-negara dunia telah lama mengkhawatirkan program nuklir ilegal Israel dan kini kekhawatiran itu juga dirasakan oleh Barat. Selama ini, Israel tidak mengkonfirmasikan atau menyangkal memiliki senjata nuklir. Namun diyakini aktif memproduksi hulu ledak nuklir sejak tahun 1958, ketika mulai membangun reaktor plutonium dan fasilitas pengolahan uranium atau reaktor Dimona.
Penulis dan pakar politik terkemuka Amerika Serikat, Noam Chomsky dalam sebuah wawancara, juga menyatakan kekhawatiran terhadap kebijakan nuklir militer Israel. Dikatakannya, Israel sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah menentang gagasan zona bebas nuklir di kawasan ini.
Gerakan Perdamaian Jerman menyatakan bahwa senjata nuklir Israel telah menjadi faktor destabilisasi di Timur Tengah selama empat dekade terakhir. Juru bicara Gerakan Perdamaian Jerman, Peter Strutynski mengatakan ‘hak istimewa' Israel untuk memiliki bom atom telah menciptakan ketidakamanan serius di Timur Tengah.
Pada dasarnya, Israel merupakan ancaman serius bagi negara-negara kawasan Timur Tengah. Rezim ini sengaja melontarkan tudingan tak berdasar terhadap mereka yang memanfaatkan energi nuklir untuk misi damai dengan tujuan mengalihkan perhatian komunitas internasional dari bahaya nuklir Zionis bagi masyarakat dunia.
(IRIB Indonesia/RM/NA)
Pembatalan pertemuan itu meskipun masih belum pasti, tapi keputusan untuk menunda pun akan membuat rezim Zionis Israel bertepuk tangan. Sebab saat ini, Israel tercatat sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyampaikan dukungannya pada konferensi yang bertujuan untuk menciptakan Timur Tengah bebas senjata nuklir dan mendesak semua negara di kawasan itu menghadiri pertemuan tersebut.
Finlandia siap menjadi tuan rumah pertemuan di Helsinki pada pertengahan Desember, yang menurut Ban merupakan kesempatan unik bagi semua negara di kawasan untuk secara kolektif meningkatkan keamanan mereka. Dia mendesak semua negara regional untuk berpartisipasi dan berkontribusi guna menyukseskan konferensi itu.
Diskusi tentang zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah telah dilakukan secara serius sejak beberapa tahun lalu. Republik Islam Iran juga termasuk salah satu pencetus ide menciptakan Timur Tengah bebas dari senjata pembunuh massal dalam Konferensi Revisi Traktat Non-Proliferasi (NPT) pada tahun 2010.
Iran dalam sebuah seminar di Brussels beberapa waktu lalu, mengumumkan bahwa mereka akan berpartisipasi aktif di konferensi Helsinki.
Majelis Umum PBB sejak tahun 1994 hingga 2011, setiap tahun meratifikasi resolusi yang menyeru Israel menandatangani NPT dan melakukan aktivitas nuklir dalam kerangka Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Badan nuklir PBB ini sejak tahun 1987 hingga 1991, juga telah mengajukan permintaan serupa kepada Tel Aviv.
Pada tahun 1981, IAEA meminta Israel untuk memberi akses kepada tim inspeksi guna memeriksa reaktor-reaktor nuklir Zionis. Akan tetapi, rezim itu juga menolak seruan tersebut.
Desakan agar Israel bergabung dengan NPT dan mematuhi aturan IAEA bertujuan untuk memperkuat upaya-upaya menciptakan zona bebas senjata nuklir dan menghapus ancaman nuklir Zionis dari kawasan. Oleh karena itu, semua pihak harus berupaya serius untuk menekan Israel agar mendukung zona bebas senjata nuklir.
Program nuklir militer dan produksi hulu ledak nuklir oleh Israel merupakan ancaman serius bagi keamanan dan perdamaian dunia. Negara-negara dunia telah lama mengkhawatirkan program nuklir ilegal Israel dan kini kekhawatiran itu juga dirasakan oleh Barat. Selama ini, Israel tidak mengkonfirmasikan atau menyangkal memiliki senjata nuklir. Namun diyakini aktif memproduksi hulu ledak nuklir sejak tahun 1958, ketika mulai membangun reaktor plutonium dan fasilitas pengolahan uranium atau reaktor Dimona.
Penulis dan pakar politik terkemuka Amerika Serikat, Noam Chomsky dalam sebuah wawancara, juga menyatakan kekhawatiran terhadap kebijakan nuklir militer Israel. Dikatakannya, Israel sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah menentang gagasan zona bebas nuklir di kawasan ini.
Gerakan Perdamaian Jerman menyatakan bahwa senjata nuklir Israel telah menjadi faktor destabilisasi di Timur Tengah selama empat dekade terakhir. Juru bicara Gerakan Perdamaian Jerman, Peter Strutynski mengatakan ‘hak istimewa' Israel untuk memiliki bom atom telah menciptakan ketidakamanan serius di Timur Tengah.
Pada dasarnya, Israel merupakan ancaman serius bagi negara-negara kawasan Timur Tengah. Rezim ini sengaja melontarkan tudingan tak berdasar terhadap mereka yang memanfaatkan energi nuklir untuk misi damai dengan tujuan mengalihkan perhatian komunitas internasional dari bahaya nuklir Zionis bagi masyarakat dunia.
(IRIB Indonesia/RM/NA)
0 komentar:
Post a Comment