Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan keprihatinan yang
mendalam atas rencana Israel untuk membangun ribuan unit rumah baru di
wilayah Palestina pendudukan.
"Kami sangat sibuk dengan apa yang diumumkan oleh Tel Aviv," kata Hollande pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Mario Monti di kota Lyon, Senin (3/12).
Hollande membuat pernyataan setelah negaranya memanggil duta besar Israel untuk Paris guna memprotes keputusan Tel Aviv membangun 3.000 unit rumah baru di Timur al-Quds (Yerusalem) dan Tepi Barat, termasuk di zona kontroversial E1.
"Langkah-langkah yang diumumkan bertentangan dengan perundingan dan [Israel] harus kembali ke sana," tambahnya.
Jika rezim Zionis membangun pemukiman di zona E1, maka itu akan membelah wilayah Tepi Barat menjadi dua bagian.
"Paris tidak akan bergerak ke arah sanksi. Kami lebih fokus untuk membujuk. Ini adalah momen penting, tapi saya meminta pertanggung jawaban," tegas Hollande.
Proyek ilegal Israel itu telah mengundang ekspresi keprihatinan dari PBB dan juga mendorong Inggris, Swedia, Denmark, dan Spanyol untuk memanggil duta besar Israel di negara mereka.
Namun, Israel telah melecehkan penentangan dunia dan bersikeras untuk melanjutkan pembangunan pemukiman Zionis di wilayah Palestina.
"Israel akan terus mengamankan kepentingan vitalnya bahkan dalam menghadapi tekanan internasional. Keputusan itu akan dipertahankan," kata sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Banjamin Netanyahu.
(IRIB Indonesia/RM)
"Kami sangat sibuk dengan apa yang diumumkan oleh Tel Aviv," kata Hollande pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Mario Monti di kota Lyon, Senin (3/12).
Hollande membuat pernyataan setelah negaranya memanggil duta besar Israel untuk Paris guna memprotes keputusan Tel Aviv membangun 3.000 unit rumah baru di Timur al-Quds (Yerusalem) dan Tepi Barat, termasuk di zona kontroversial E1.
"Langkah-langkah yang diumumkan bertentangan dengan perundingan dan [Israel] harus kembali ke sana," tambahnya.
Jika rezim Zionis membangun pemukiman di zona E1, maka itu akan membelah wilayah Tepi Barat menjadi dua bagian.
"Paris tidak akan bergerak ke arah sanksi. Kami lebih fokus untuk membujuk. Ini adalah momen penting, tapi saya meminta pertanggung jawaban," tegas Hollande.
Proyek ilegal Israel itu telah mengundang ekspresi keprihatinan dari PBB dan juga mendorong Inggris, Swedia, Denmark, dan Spanyol untuk memanggil duta besar Israel di negara mereka.
Namun, Israel telah melecehkan penentangan dunia dan bersikeras untuk melanjutkan pembangunan pemukiman Zionis di wilayah Palestina.
"Israel akan terus mengamankan kepentingan vitalnya bahkan dalam menghadapi tekanan internasional. Keputusan itu akan dipertahankan," kata sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Banjamin Netanyahu.
(IRIB Indonesia/RM)
0 komentar:
Post a Comment