JF-17 Thunder Angkatan Udara Pakistan. Foto: Defence.pk |
China National Aero-Technology Import & Export Corporation menyatakan biaya yang rendah dari JF-17 dikarenakan sistem onboard-nya
yang diadatasi dan diperkecil dari Chengdu J-10. Ini merupakan transfer
teknologi dari J-10 ke Jf-17 sehingga biayanya menjadi efektif.
Meskipun untuk mencapai biaya rendah ini harus mengorbankan badan
pesawat menjadi tak berbahan baku serat karbon komposit, sehingga akan
membatasi umur pakainya karena saat ini bisa dipastikan tidak ada lagi
jet tempur yang semua badannya menggunakan bahan baku logam.
Daya dorongnya 85 kn dengan afterburner dan memiliki 7 hardpoint
(cantelan/tenggekan) untuk membawa senjata. Harga per unit untuk Jf-17
blok I sekitar 15 juta dolar, merupakan biaya yang sangat murah.
Fitur JF-17
Beberapa fitur yang terdapat pada JF-17 Thunder antara lain :
Beberapa fitur yang terdapat pada JF-17 Thunder antara lain :
- Segera akan diintegrasikan dengan Rudal Ra'ad ALCM.
- Suite EW dikoneksikan dengan sistem peringatan rudal (MAW) untuk membantu melawan radar rudal.
- Beberapa modus radar NRIET KLJ-7, yang memungkinkan pengawasan dan keterlibatan simultan dari target udara, darat dan laut, total 40 pengawasan yang dapat dikelola.
- Menggunakan modus track-while-scan (TWS), memungkinkan radar melacak hingga 10 target diluar jangkauan visual (BVR)
- Rentang jangkauan operasi untuk target dengan radar cross-section (RCS) dari 5m2, 105 km di modus look-up dan 85 km dalam modus look-down.
JF-17 juga dapat dilengkapi dengan avionik, radar dan persenjataan
buatan Eropa. Pakistan sudah mulai bernegosiasi dengan pabrikan-pabrikan
pertahanan Inggris dan Italia untuk kelengkapan avionik dan radar
JF-17. Beberapa pilihan radar untuk JF-17 antara lain Galileo Avionica
Grifo S7 Italia dan Thomson-CSF RC400 Perancis (varian dari RDY-2), juga
rudal udara-ke-udara jarak menengah MBDA MICA IR/RF.
JF-17 Thunder bermesin tunggal, merupakan pesawat tempur multiguna yang
dikembangkan bersama oleh Chengdu Aircraft Industries Corporation (CAC)
China dengan Angkatan Udara Pakistan dan Pakistan Aeronautical Complex
(PAC).
Harga JF-17/FC-1 sekitar 15 juta dolar, merupakan pesawat tempur yang
dirancang dari kerjasama Pakistan dan China untuk menggantikan A-5C
China (modifikasi dari MiG-19), F-7P (MiG-21) dan pesawat Perancis
Mirage 3/5 dalam armada Angkatan Udara Pakistan.
Pakistan dan China menandatangani Letter of Intent untuk pengembangan
bersama JF-17 (kemudian disebut "Super-7") pada tahun 1998, diikuti
dengan penandatanganan Kontrak pada tahun 1999.
Proyek ini sempat tertunda karena ketidakmampuan untuk memperoleh avionik dan paket radar. Uji terbang perdana dari prototipe JF-17 pertama terjadi pada tahun 2003 di China, kemudian dilanjutkan dengan uji penerbangan dengan modifikasi Intakes Supersonic Divertless, dan modifikasi desain ekor pada tahun 2006.
Tahun 2007, Angkatan Udara Pakistan menerima JF-17 untuk pengujian dan
evaluasi lebih lanjut, terbang pertama kali di Islamabad, Pakistan di
tahun ini juga. Angkatan Udara Pakistan resmi melantik skuadron utama
JF-17 pada tanggal 18 Februari 2010. China memiliki opsi untuk
memproduksi pesawat tempur ini, namun China tidak begitu antusias dengan
ini dan tidak pernah membuat keputusan yang tegas.
Karakteristik dan Spesifikasi JF-17
|
|
Kru
|
1
|
Harga
|
US$ 15 juta (perkiraan)
|
Maksimal berat take off
|
12,7 ton
|
Mesin
|
1Xklimov RD-93 Turbofan
|
Kecepatan maksimum
|
Mach 1,8
|
Jarak operasional
|
3.000 km
|
Thrust/berat
|
0,99
|
Rate of climb
|
175m/s
|
Service ceiling
|
16,7 km
|
G-limit
|
+8,5 g
|
Hardpoint (cantelan)
|
7 sampai 9
|
Analisa
Pakistan
sudah sejak lama berseteru dengan India, seandainya kedepan terjadi hal
yang tidak diinginkan dari kedua negara ini, JF-17 Thunder Pakistan belum bisa
diandalkan untuk bersaing dengan Sukhoi Su-30 MKI India. Su-30 jauh
masih lebih unggul daripada JF-17, mulai dari kemampuan BVR,
multirole-nya, vektor dorong dan mesin ganda untuk tetap bertahan di
udara meski dalam kondisi cuaca buruk.
bukti bahwa pakistan muncul sebagai negara produsen pesawat tempur, kapan indonesia menyusul dengan kf-x??
ReplyDelete