SOEKARNO:(DM) - Sebesar inikah Presiden kita masa lalu.
presiden pertama kita, Soekarno sehingga namanya terukir di berbagai
negara. namun mampukah presiden memiliki prestasi yang sama. jangankan
di negera lain, di negaranya sendiri kadangkala presiden kita dicaci
maki. mau kemana kepempinanan Indonesia kedepannya. sekedar berbagi,
saya ingin membagikan sebuah artikel yang menurut saya patut kita
ketahui, sebagai wujud rasa apresiasi kita kepada Founding Father kita.
Mesjid Biru Soekarno St Peterrsburg |
Setelah dua hari menikmati keindahan kota St. Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak.
Dalam pertemuan itulah Soekarno
melontarkan kekecewaannya pada penguasa tirai besi Soviet Nikita
Kruschev, perihal mesjid indah yang dilihatnya. Seminggu setelah
kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat kekuasaan,
Kremlin di Moskow. Seorang petinggi pemerintah setempat mengabarkan
bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi gudang pasca
revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk beribadah umat Islam,
tanpa persyaratan apapun. Sang penyampai pesan juga tidak memberikan
alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi. Tetapi, umat muslim
hingga saat ini sangat berterima kasih dan meyakini bahwa Soekarno orang
dibalik semua ini. Maka tak heran jika muslim di St. Petersburg
menjuluki mesjid ini dengan Mesjid Biru Sukarno.
Jalan Ahmad Soekarno |
Penambahan nama Ahmad dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di Mesir untuk memperkuat nuansa keislaman sehingga menarik perhatian masyarakat Mesir bahwa Presiden Indonesia beragama Islam, seragam dengan nama Wakil Presiden yang diawali nama Mohammad, lengkapnya Mohammad Hatta. Keduanya (Ahmad dan Muhammad) merupakan nama-nama Islami.
Tercatat, enam kali Soekarno menggunjungi negeri firaun ini.Selain itu, persahabatannya dengan Nasser dan aktifitas keduanya sebagai pemrakarsa di Konferensi Asia-Afrika, membuat nama Presiden Soekarno begitu harum di mata pemerintah dan rakyat Mesir, sehingga namanya diabadikan sebagai nama jalan di Mesir. Letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Jalan ini bisa dicapai dari kawasan mahasiswa di al-Hay al-Asyir (Sektor 10) Madinat al-Nashr (Nasr City) dengan menaiki bus hijau nomor 109 dan 167.
KabarIndonesia – Siapa yang tidak mengenal sosok Soekarno? Beliau adalah Bapak Proklamator kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Secara lantang dan berani, enam puluh enam tahun yang lalu bersama Muhammad Hatta telah memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Yang secara de-facto dan de-jure mengakhiri penjajahan Belanda atas bumi nusantara, yang telah berlangsung selama 350 tahun.
Sebagai Bapak Proklamator Bangsa, nama Soekarno sudah sangat membumi di nusantara ini. Segenap anak bangsa selalu mengidolakan sosok beliau, yang terkenal lantang, tegas dan berani. Sehingga nama besar Indonesia pun di era beliau menjadi buah bibir dunia, dan sangat diperhitungkan eksistensinya dalam percaturan politik internasional.
Keluwesan Soekarno dalam bergaul dengan berbagai pemimpin negara asing lainnya, kerap menuai decak kagum. Bahkan, kehadiran Soekarno di negara asing lainnya, selalu mendapat respon positif dari rakyat di negara yang bersangkutan. Hal ini tentu saja disebabkan oleh semangat persatuan, dan kesatuan yang selalu diusung menjadi misi utama pada setiap kunjungannya ke negara asing.
Di negara Mesir sendiri, nama Soekarno sangat dikenal oleh rakyat negara tersebut. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari eratnya hubungan Soekarno dengan Presiden Republik Arab Mesir Gamal Abdel Nasser pada waktu itu. Yang sama-sama menjadi tokoh lahirnya Konferensi Asia Afrika. Keeratan hubungan mereka juga ditandai, dengan banyaknya intensitas kunjungan Soekarno kenegara seribu menara itu.
Dalam catatan sejarah, Soekarno telah melakukan kunjungan kenegaraan ke negara piramida tersebut, sebanyak enam kali. Dengan membawa misi persatuan dan kerjasama antar bangsa. Tentu saja, secara tidak langsung peristiwa tersebut meninggalkan kesan dan pengaruh kepada rakyat Mesir, yang saat itu sangat menghormati dan mencintai presidennya Gamal Abdel Nasser. Sehingga secara otomatis, juga akan menghormati Soekarno sebagai sahabat karib Abdel Nasser.
Kesan positif rakyat Mesir terhadap Bapak Proklamator itu, terlihat sampai sekarang. Banyak rakyat Mesir memberi nama anak mereka dengan Ahmed Soekarno. Begitu juga, ada beberapa jalan di negara Mesir yang mengabadikan nama Soekarno. Yang salah satunya termasuk jalan protokol yang berada di Daerah Kit Kat Agouza, bersebelahan dengan Jalan Sudan.
Disamping itu, juga terdapat beberapa pejabat negara sungai Nil bernama Ahmed Soekarno. Diantaranya adalah seorang Dekan Fakultas Sastera Universitas Aswan bernama Profesor. Dr. Ahmed Sokarno Abdel Hafiz, yang saat itu kami jumpai tanpa sengaja ketika berlibur ke Propinsi Aswan. ia merasa sangat bangga memiliki kesamaan nama dengan Tokoh Proklamator Bangsa Indonesia itu, dan mengharapkan berkah Soekarno pun akan menghinggapi dirinya, ucapnya dengan sedikit canda.
Cikal bakal nama Ahmed di depan nama Soekarno, menurut catatan sejarah, nama tersebut dipopulerkan oleh mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir kala itu. Dengan tujuan, supaya perasaan keakraban dan kekeluargaan antara Mesir dan Indonesia semakin akrab, dengan membubuhkan nama Ahmed yang identik dengan nama seorang muslim.
Jika orang asing yang nun jauh diseberang benua sana, masih bangga dan setia dengan nama besar Soekarno Bapak Proklamator Bangsa Indonesia. bagaimana dengan kita sendiri sebagai bangsa Indonesia? Yang dengan jerih payah dan perjuangannya telah dapat merasakan nikmat kemerdekaan hingga saat ini. Salam. (*)
Jalan Soekarno |
Jika di Jakarta ada jalan bernama
Casablanca, sebuah kota terkenal di Maroko, maka di Maroko juga terdapat
nama-nama jalan berbau Indonesia. Tak tanggung-tanggung nama presiden
pertama Indonesia, Soekarno, ‘dicatut’ menjadi nama jalan di Ibokota
Maroko, Rabat. Rupa-rupanya Maroko terkesan dengan sosok Soekarno. Nama
jalan tersebut diresmikan sendiri oleh Bung Karno bersama Raja Muhammad V
saat kunjungan beliau ke Maroko pada 2 Mei 1960. Nama jalannya waktu
itu: ‘sharia Al-Rais Ahmed Sukarno’ yang sekarang terkenal dengan nama
Rue Suokarno. Jalan ini berdekatan dengan kantor pos pusat Maroko.
Dipilihnya nama Soekarno, karena Soekarno adalah pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955. Nama tersebut dipilih sebagai penghargaan terhadap Presiden Soekarno. Seperti diketahui, hasil KAA saat ini mulai dirasakan oleh negara-negara peserta, termasuk Maroko sendiri. Sebagai bentuk persahabatan dua bangsa, di Jakarta pun kita temui ruas jalan dengan nama Jalan Casablanca.
4. Pakistan
Jalan Soekarno |
Pakistan begitu menghormati Bung Karno.
Ada dua tempat di Pakistan yang dinamai dengan nama beliau yakni
Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore.
Penamaan Soekarno ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara.
Pakistan sangat segan kepada sosok Bung Karno. Bahkan hingga kini
kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Bung Karno yang mengirim TNI
AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara
Pakistan dan India di tahun 1965. Sebaliknya, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang
singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia.
Ilustrasi (Sumber: biography.com) Pemerintah Indonesia juga menghargai
jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu. Rombongan
ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia
ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak
dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara
Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995,
Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara
Pakistan ini.
Perangko Soekarno |
Tahun 2008 lalu, pemerintah Kuba
menerbitkan perangko seri Bung Karno dengan Fidel Castro dan salah
seorang pemimpin gerilya Kuba kelahiran Argentina, Che Guevara. Perangko
bernilai historis dan patriotik itu, diterbitkan untuk mengenang
hubungan diplomatik kedua negara, sekaligus berkenaan dengan perayaan
HUT ke-80 Fidel Castro. Bung Karno mengunjungi Havana, Kuba, pada
tanggal 9 hingga 14 Mei 1960. Ia menjadi kepala negara pemerintahan
asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah Revolusi 1959. Di bandara
udara, Bung Karno yang dianggap ikut menginspirasi revolusi Kuba
disambut oleh tokoh-tokoh penting Kuba selain Presiden Osvaldo Dorticos,
Perdana Menteri Fidel Castro Ruz, dan Gubernur Bank Nasional Che
Guevara juga Menteri Luar Negeri Dr. Raul Roa Garcia.
6. Arab Saudi
Jeddah
(beritajatim.com) – Padang Arafah tidak bisa dilepaskan dengan Syajarah
Soekarno atau Pohon Soekarno. Pohon yang di Indonesia dikenal sebagai
pohon mimba, pohon imba, atau pohon imbo itu kini kian rimbun menghijau.
Kementerian Agama Republik Indonesia melansir, pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa oleh presiden pertama RI itu saat melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Sebagai orang berpengaruh di kawasan Negara-negara nonblok Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.
Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini. Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota Arab Saudi. Baik di Makkah, Madina, maupun Jeddah.
Khusus di kawasan padang arafah, pohon soekarno ini telah memenuhi sebagian besar kawasan dengan luas 5,5 × 3,5 kilometer persegi tersebut. Dengan tinggi rata-rata 2-3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama padang arafah. Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jamaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.
“Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu menguranggi suhu panas saat jamaah haji melaksanakan wukuf,” ujar Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Arofah, Muzdalifa, dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.
Abu Haris mengungkapkan Pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon soekarno ini. Di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Soekarno. [rif/but]
Ada dua laporan utama (cover story)
majalah Time (Amerika Serikat) yang benar-benar menggambarkan figur
Sukarno secara kontradiktif. Cover di sebelah kiri ini, adalah cover
majalah Time edisi 23 Desember 1946.
Cover itu menampilkan wajah Sukarno sebagai orator ulung, pejuang kemerdekaan bagi bangsanya. Ia dilukiskan berpeci hitam dalam sapuan kuas yang begitu heroik, kuat serta berwibawa. Di belakang gambar Bung karno, tampak bendera Merah Putih tengah berkibar lengkap dengan tangan-tangan sedang yang dikepal.
Pada catatan cover yang ditulis oleh Robert Sherood itu, Sukarno digambarkan seorang pria Indonesia dengan tinggi badan 5 ft 8 in. Berwajah tampan dan pandai berpidato. Ia juga mendapat julukan si Kamus Indonesia. Topik yang diangkat majalah Time ketika itu, selain mengungkap sosok Sukarno, juga mengulas tentang situasi Indonesia saat itu.
Secara umum, publikasi majalah Time tentang sosok Sukarno ketika itu sangat mendukung dan mengangkat citra Sukarno (dan Indonesia) ke pentas dunia.
Akan tetapi, media massa di Amerika Serikat, ada kalanya benar-benar digunakan untuk penggalangan opini, dari yang bersifat sanjungan, sampai yang berisi hujatan.
Nah, cover berikut di sebelah ini, adalah cover majalah Time edisi 10 Maret 1958. Wajah Bung Karno digambarkan begitu “menyeramkan”, dengan permukaan wajah yang “bopeng-bopeng” jauh dari penggambaran sosok yang tampan pada edisi tahun 1946. Demikian pula laporan di dalamnya. Majalah Time edisi 10 Maret 1958 itu berisi propaganda dan sindiran negatif yang ditujukan kepada sosok Sukarno. Saat itulah Amerika mulai menunjukkan aksi tidak senangnya terhadap gaya kepemimpinan Sukarno yang sudah berhasil meraih simpati negara-negara yang baru merdeka (new emerging forces). Karenanya, kutipan-kutipan yang ditampilkannya pun yang cenderung menyudutkan Bung Karno, dan melukiskan sosok Bung Karno yang arogan. Sebagai contoh, dikutip kata-kata Bung Karno yang mengatakan, bahwa dialah penyambung lidah rakyat. Bahkan rakyat akan makan batu, kalau Sukarno yang menyuruh (“Don’t you know that I am an extension of the people’s tongue” and “The Indonesian people will eat stones if I tell them to.”)
Sebuah kutipan yang sangat mendiskreditkan Bung Karno, dan
bertolak belakang dari realita, bahwa Sukarno adalah presiden yang
sangat dekat dengan rakyat, sangat dicintai rakyat, dan sejak muda
mendedikasikan hidupnya bagi persatuan Indonesia, bagi kemerdekaan
Indonesia. Saya sangat lekat dengan cover yang kedua itu, karena
bersinggungan dengan pengalaman pribadi. Sebelum saya mengetahui latar
belakang kejadiannya, saya telah mencetak foto cover majalah Time (yang
tahun 1958) besar-besar dan saya jadikan cover notebook. Suatu hari,
ketika saya berjumpa Moch. Achadi, Menteri Koperasi pada Kabinet
Dwikora, saya ditegur, “Dik! Jangan pasang gambar itu. Itu adalah cover
majalah Time yang isinya menghujat dan mendiskreditkan Bung Karno.”
Setelah itu, Achadi, pria sepuh yang masih energik berkat yoga itu,
menceritakan panjang lebar ihwal dua cover majalah Time di atas. (roso
daras)
Sumber : http://rosodaras.wordpress.com/tag/sukarno-cover-time-1958/
SAAT itu. Jumat (25/11), tim ekspedisi
tengah melintas Kota Samarkand, Uzbekistan, dalam perjalanan menuju
Turkmenistan. Langit sudah gelap.
Kompleks makam Imam Bukhari yang megah terlihat laksana istana raja. Penerangan di sana seadanya karena sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung.
Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad SAW. Makamnya terletak di Samarkand, Uzbekistan. Tim Fas-tron Europe-Asia Metro TV Expedition 2011 mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan langsung masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhari bersemayam. Padahal biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang atas kompleks permakaman.
Kompleks serta-merta menjaditerang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia dan ingin berziarah.
Tak lama kemudian, Rahmatullo Sultonov, juru kunci makam yang berjilbab, hitam, keluar dari bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam Bukhari. Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang beralaskan karpet warna hijau tersebut.
Ruangan berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi bangku untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan kain hitam, bertulisan Arab warna kuning. Nuansa begitu khidmat saat berada di sana.
Setelah mengajak anggota tim ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek Alquran, Rahmatulloberkisah, kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
Ketika Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno-dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959-pernah meminta petinggi Partai Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhari.
Setelah tiga hari pencarian, makam Imam Bukhari ditemukan. Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand, tempat Bukhari meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan sekitar tahun 870.
“Beliau tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur,” lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia sekaligusdosen bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.
Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
“Bangsa Indonesia sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhari. Sebenarnya makam sudah tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi, karena orang Indonesia yang datang, makanya dibukakan,” tutur Temur.
Juru kunci menutup ziarah dengan doa dan suasana pun mendadak hening. Dalam doanya, ia berharap perjalanan tim ekspedisi sukses dan selamat sampai tujuan. (Nav/M-3).
● Sumber : Garudamiliter
http://bataviase.co.id
http://faktasejarah.wordpress.com/
http://fatwarohman.blogspot.com/2012/05/nama-soekarno-di-dunia.html#ixzz2H0h8VEAo
0 komentar:
Post a Comment