Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

18 April 2013

Banyuwangi Miliki Sekolah Pilot Modern

12:27 PM Posted by Unknown No comments

ROGOJAMPI:(DM) - Banyuwangi kini punya sekolah penerbangan modern. Penerbangan perdana dilakukan seorang taruna Sekolah Pilot Negeri di kota di Jawa Timur itu, pada Rabu (17/4). Sekolah Pilot Negeri itu merupakan salah satu jurusan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP).

Penerbangan perdana atau first flight itu dilakukan Muhammad Ananditya Patria Pratama. Taruna angkatan pertama berusia 19 tahun, yang merupakan putra daerah Banyuwangi asal Benculuk itu, didampingi instruktur penerbangan Budi Hartono, yang mengudara selama satu jam. Latihan terbang perdana ini menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Land.

"Kita akan menyaksikan secara langsung taruna ATKP melakukan latihan terbang perdana di Bandara Blimbingsari. Ini menandakan sekolah penerbangan negeri resmi dimulai di area training flight Blimbingsari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.


Acara penerbangan perdana ini, selain disaksikan Bupati Abdullah Azwar Anas, juga Kepala Badan Pengembangan SDM Kemenhub Santoso Eddy Wibowo, Direktur ATKP Surabaya Kapten Rudy, serta Pilot School Manager Banyuwangi Kapten Daniel Rumani.

Sekolah pilot negeri modern ini merupakan salah satu terobosan penting dari Banyuwangi dan semakin melengkapi infrastruktur pendidikan di Banyuwangi, setelah diberikannya status negeri pada Politeknik Banyuwangi. "Dengan kegigihan Pemkab didukung DPRD Banyuwangi, kami berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk membangun sekolah pilot negeri kedua di Indonesia dengan mengambil lokasi di Banyuwangi," kata Anas.

Hadirnya Sekolah Penerbangan Negeri ini diharapkan mampu mengharumkan nama Banyuwangi di dunia penerbangan nasional maupun internasional. "Ini merupakan salah satu ikhtiar kami untuk terus mencari terobosan-terobosan baru guna memajukan Banyuwangi," ujar Anas.

Sejak didirikan pada November 2012, sekolah pilot di Banyuwangi memiliki 12 siswa untuk angkatan pertama. Sekolah penerbangan ini merupakan salah satu jurusan ATKP Surabaya, dan merupakan sekolah pilot negeri kedua di Indonesia, selain sekolah serupa di Curug, Tangerang, Banten.

Anas mengatakan, pengembangan SDM industri penerbangan, termasuk pilot, harus terus dilakukan untuk menjawab kebutuhan bisnis maskapai yang terus tumbuh tinggi. Seiring dengan menggemuknya bisnis penerbangan, kebutuhan SDM pilot juga meningkat. Hal ini telah diantisipasi Kementerian Perhubungan RI dengan mendirikan Sekolah Pilot Negeri baru di Banyuwangi.

"Hebatnya lagi, sekolah pilot Banyuwangi ini disiapkan sebagai pilot project untuk pengembangan sekolah pilot modern di Indonesia. Bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Boeing, sekolah penerbang ini akan menjadi sekolah pilot internasional," ujarnya.

Saat ini, lanjut Anas, industri penerbangan nasional tengah berada pada momentum emas untuk terus melaju. Pertumbuhannya mencapai kisaran 15-18 persen per tahun. Tahun lalu, Kementerian Perhubungan memprediksi total penumpang maskapai penerbangan nasional berjadwal mencapai 72.472.054, di mana 63.625.129 penumpang di antaranya merupakan penumpang domestik dan 8.846.925 penumpang internasional.

Salah satu hal yang menunjukkan masih besarnya potensi di bisnis penerbangan adalah masih banyaknya rute yang belum digarap. Kementerian Perhubungan mencatat, dari 670 rute yang tersedia, baru 250 rute yang diterbangi maskapai. Itu artinya ada 420 rute yang belum diterbangi maskapai nasional.

"Sebagai negara kepulauan dengan 17.000 buah pulau dan 240 juta jiwa penduduk, Indonesia adalah pasar besar bagi industri penerbangan. Ke depan pasarnya terus menguat seiring stabilnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kelas menengah. Karena itu, pengembangan SDM pilot melalui sekolah pilot di Banyuwangi ini akan sangat mendukung terciptanya industri penerbangan nasional yang kompetitif," ujar Anas.

Menurutnya, pendirian sekolah pilot yang modern di Banyuwangi bukan sekadar rencana karena Kemenhub sudah menyiapkan anggaran. Ditargetkan 2016 proyek ini sudah terwujud. "Nantinya maskapai asing bisa menyekolahkan calon pilotnya di Banyuwangi," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Standardisasi Pelatihan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Curug, Sigit Wijayanto mengatakan, pendirian sekolah pilot negeri Banyuwangi sangat penting lantaran training area Curug saat ini sudah terbatas dan terkurangi oleh aktivitas Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Banyuwangi dipilih sebagai lokasi sekolah pilot karena dinilai paling feasible dibanding daerah lainnya. Wilayah yang sempat dipertimbangkan adalah Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep.

"Obstacles Banyuwangi relatif tidak ada, dataran sekitarnya cukup landai. Training areanya juga masih luas sehingga masih bisa dikembangkan," urai Sigit. Selain itu, pemerintah daerah yang sangat kooperatif dalam menindaklanjuti pendirian sekolah tersebut. 

Sekolah pilot negeri ini akan berdiri di areal di sekitar Bandara Blimbingsari. Dengan luas lahan yang disediakan seluas lima hektar. "Saya diberitahu bahwa DPRD telah menyetujui penghibahan tanah lima hektar untuk lahan sekolah pilot ini," terang Sigit.

Untuk tahun 2013 ini, lanjut Sigit, anggaran telah disiapkan untuk pembangunan hanggar dan asrama dengan kapasitas 80-100 taruna. Selain itu, sekolah ini akan dilengkapi dengan 3 pesawat latih Cesna 175S, melengkapi 2 pesawat latih yang telah ada, yakni Socata Tobago Tb 10. Saat ini angkatan pertama taruna berjumlah 12 orang dengan 7 instruktur terbang. "Target kami nantinya bisa mencetak 120 pilot per tahun. Itu asumsi moderat kami," ujar Sigit.

(IRIB Indonesia / Gatra / SL)

0 komentar:

Post a Comment