Tarakan:(DM) - Ulah main klaim Malaysia di wilayah Indonesia
seakan tidak pernah ada habisnya. Perairan Ambalat yang merupakan milik
Indonesia pun, diklaim negeri jiran tersebut sebagai miliknya.
Untuk mengamankan wilayah tersebut, TNI membentuk operasi gabungan dengan sandi 'Perisai Sakti 2015'. Hal itu demi mengamankan wilayah perbatasan laut dan udara dengan Malaysia.
Meski telah membentuk operasi gabungan, Komandan Lapangan Udara Tarakan, Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengatakan masih banyak hambatan yang dialami Lanud Tarakan guna mengamankan perairan Ambalat dari ulah negara tetangga.
"Permasalahan adalah bahwa lanud Tarakan tidak mempunyai skuadron pesawat tempur," ujar Tiopan di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (10/6/2015).
Selain itu, ada pula hambatan di bagian duk operasi. Yakni belum kelarnya militery taxy way, pembebasan lahan yang belum selesai, dan tidak adanya shelter di apron military.
"Kemudian, ruangan crew room tidak ada, Gedung base ops tidak ada, hanggar pesawat tidak ada, dan Gudang ready ammo (rudal pesawat) tidak ada," ungkapnya.
"Karena penggelaran kekuatan ini membutuhkan dukungan logistik dan dana, serta memerlukan perintah dari atas," sambungnya.
Hingga saat ini sejak Januari 2015 sampai Mei 2015, sudah 9 kali pesawat asing melintas di atas perairan Ambalat. Jenis pesawat tersebut, pesawat militer, pesawat tanpa awak, dan pesawat sipil.
"Paling banyak di bulan Januari 2015, pesawat asing melintas di perairan Ambalat sebanyak 7 kali. Dan 2 kali di Bulan Mei. Ini sebuah pelanggaran," tegasnya.
detik
Untuk mengamankan wilayah tersebut, TNI membentuk operasi gabungan dengan sandi 'Perisai Sakti 2015'. Hal itu demi mengamankan wilayah perbatasan laut dan udara dengan Malaysia.
Meski telah membentuk operasi gabungan, Komandan Lapangan Udara Tarakan, Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengatakan masih banyak hambatan yang dialami Lanud Tarakan guna mengamankan perairan Ambalat dari ulah negara tetangga.
"Permasalahan adalah bahwa lanud Tarakan tidak mempunyai skuadron pesawat tempur," ujar Tiopan di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (10/6/2015).
Selain itu, ada pula hambatan di bagian duk operasi. Yakni belum kelarnya militery taxy way, pembebasan lahan yang belum selesai, dan tidak adanya shelter di apron military.
"Kemudian, ruangan crew room tidak ada, Gedung base ops tidak ada, hanggar pesawat tidak ada, dan Gudang ready ammo (rudal pesawat) tidak ada," ungkapnya.
"Karena penggelaran kekuatan ini membutuhkan dukungan logistik dan dana, serta memerlukan perintah dari atas," sambungnya.
Hingga saat ini sejak Januari 2015 sampai Mei 2015, sudah 9 kali pesawat asing melintas di atas perairan Ambalat. Jenis pesawat tersebut, pesawat militer, pesawat tanpa awak, dan pesawat sipil.
"Paling banyak di bulan Januari 2015, pesawat asing melintas di perairan Ambalat sebanyak 7 kali. Dan 2 kali di Bulan Mei. Ini sebuah pelanggaran," tegasnya.
detik
0 komentar:
Post a Comment