Presiden Perancis Francois Hollande menegaskan intensitas serangan militer Perancis ke kelompok militan Islamic State (ISIS) bakal ditingkatkan. Ia bahkan tak segan mengerahkan kapal induk Charles de Gaulle ke Laut Tengah.
Menurut Hollande, Perancis saat ini tengah terlibat peperangan dengan terosisme jihadis. Pembantaian 132 orang warga di Paris pekan lalu, kata dia, malah semakin menguatkan negara yang identik dengan Menara Eiffel tersebut.
“Serangan tambahan dibutuhkan, dan kami akan mengerahkan itu semua. Dukungan ekstra untuk melawan ISIS benar-benar dibutuhkan, dan Perancis akan menyediakan itu semua. Tapi, kita perlu bersatu untuk melawan teroris,” kata Hollande.
Hollande juga mengaku bakal menemui Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa pekan ke depan. Pertemuan tersebut, kata Hollande, untuk mendiksusikan lebih jauh soal kekuatan militer ketiganya.
Ia juga mengumumkan bahwa status darurat nasional diperpanjang menjadi tiga bulan. Hollande menyebut perlu reformasi konstitusional agar negara bisa lebih baik lagi menangani ancaman teroris.
Jika seseorang memiliki dua kewarganegaraan dan terbukti terlibat dalam aksi terorisme, hukum di Perancis, lanjut Hollande juga wajib menanggalkan status kewarganegaraan Perancis orang tersebut. Mereka juga dilarang memasuki Perancis jika mewakili jaringan terorisme.
Sebanyak 5.000 polisi, terutama polisi anti-teroris dan pasukan di perbatasan bakal dipekerjakan.
“Kami akan memiliki 5.000 personel kepolisian dalam lima tahun ke depan. Menteri Hukum juga akan menambah sekitar 2.500 pos dan lebih dari 1.000 orang yang akan bekerja di Bea Cukai,” tutup dia.
0 komentar:
Post a Comment