Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

17 May 2012

Peneliti AS: Korut tengah membangun reaktor nuklir

7:28 PM Posted by Unknown No comments
Peneliti AS menyimpulkan temuan ini menunjukan Korut sangat serius kembangkan cadangan nuklirnya.

Peneliti di AS mengatakan saat ini Korea Utara tengah membangun reaktor baru yang dapat digunakan untuk menghasilkan material nuklir.
Institut Amerika Korea di Universitas Johns Hopkins baru saja mempublikasikan sebuah foto satelit yang menunjukan adanya bangunan untuk uji coba reaktor dari tenaga air ringan di Yongbyon, Korea Utara.

Sejumlah analis mengatakan pembangunan gedung reaktor itu terlihat sudah hampir selesai namun diperkirakan baru akan beroperasi dalam dua tahun ke depan.
Situs resmi Institut AS-Korsel, 38north.org, menulis bahwa temuan ini menunjukan keinginan Korut untuk terus melakukan pengembangan cadangan nuklirnya di masa depan.


"Pembangunan reaktor uji coba tenaga air yang ringan, ELWR serta fasilyas serupa lainnya di Yongbyon untuk memperkaya uranium adalah sebuah indikasi yang menunjukan bahwa Korut secara serius berupaya mengembangkan cadangan nuklirnya di masa depan," tulis situs tersebut.

Bantah tudingan

Pernyataan peneliti AS ini muncul ditengah ramainya kabar yang menyebutkan bahwa Korut tengah berencana melakukan uji coba nuklirnya yang ketiga dan diperkirakan akan menggunakan hasil pengayaan uranium yang mereka lakukan sendiri untuk pertama kalinya.

Rencana ini sendiri telah mendapat kecaman dan peringatan dari sejumlah negara seperti Cina dan AS.

Korut sejauh ini membantah tudingan sejumlah negara yang menyebutkan pembangunan reaktor mereka ditujukan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Sejak awal mereka menyatakan bahwa pembangunan reaktor tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang masih kurang.

Namun sejumlah laporan menunjukan bahwa Korut juga telah menjual teknologi pengembangan nuklirnya ke sejumlah negara seperti Suriah, Pakistan, Burma dan Libia.

BBC

0 komentar:

Post a Comment