Kapal niaga raksasa hilir mudik dan lego jangkar di perairan sebelah barat
Singapura di dekat Pulau Nipah, Kepulauan Riau, awal Mei. Pulau seluas
3,6 hektar itu hanya menjadi pos TNI. Antrean panjang kapal jurusan
Singapura yang membutuhkan pasokan logistik tidak dilihat sebagai
peluang niaga.
Hanya
Pos TNI Angkatan Laut yang berdiri di sana, dijaga satu kompi (60
personel) Marinir. Berry dan Yudho adalah dua prajurit Marinir yang
berjaga dengan senapan mesin berat 12,7 milimeter menghadap ke arah
Singapura.
Siang
hari, mereka mengaku kerap melihat pesawat Singapura terbang di dekat
wilayah Indonesia. Malam hari, mereka melihat gemerlap di kawasan
Singapura, penanda modernitas dan majunya pembangunan.
”Sinyal
telepon seluler di sini dari Singtel. Mahal sekali. Kadang dapat sinyal
dari Malaysia. Pulsa dari operator Indonesia langsung tersedot,” ujar
Berry.
Sebelum
diperhatikan, Pulau Nipah nyaris tenggelam. Karena nilai strategisnya
sebagai salah satu pulau terluar, Pulau Nipah direklamasi. Presiden
Megawati Soekarnoputri menjejakkan kaki di prasasti tahun 2004. Setelah
itu, tidak lagi terdengar pengembangannya.
Padahal,
kawasan di ujung selatan Selat Malaka itu merupakan salah satu jalur
perdagangan dunia. Pedagang Eropa-Asia Timur dan pengiriman minyak dari
Negara Teluk ke Asia Timur pasti melewati kawasan itu. Posisi Singapura
sebagai pelabuhan dengan fasilitas modern dan layanan jasa terbaik
menjadi daya tarik pebisnis seluruh dunia.
Melihat
kawasan di sekitarnya, terutama Singapura, pemerintah mengubah cara
pikir. Dalam kunjungannya ke Pulau Nipah, Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro mengatakan, kawasan tersebut akan dijadikan pusat logistik
bagi kapal-kapal yang antre masuk Singapura.
”Pertumbuhan
ekonomi dimanfaatkan untuk menjaga pulau-pulau terluar. Disediakan
fasilitas pengisian bahan bakar 5 juta liter per bulan di Pulau Nipah
yang akan direklamasi hingga 40 hektar. Fasilitas pendukung lain akan
disiapkan. Kapal yang mengisi logistik akan merasa aman karena ada
prajurit TNI AL dan TNI AD yang menjaga keamanan. Kita sedang menunggu
izin Kementerian Keuangan untuk mewujudkan rencana tersebut,” ujar
Purnomo.
Menteri
Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo menambahkan, selain
fasilitas logistik, Pulau Nipah juga akan menjadi etalase perikanan
Indonesia. Pengusaha Singapura bisa membeli beragam jenis ikan di Pulau
Nipah.
Purnomo
belum memastikan apakah Pulau Nipah akan menyediakan fasilitas logistik
pula bagi armada Amerika Serikat dan Republik Rakyat China yang selama
ini memanfaatkan fasilitas itu di Singapura. Nilai ekonomi dan hubungan
strategis didapat Singapura karena menyediakan sarana logistik bagi AS
dan China yang sedang bersaing di Pasifik dan Laut China Selatan itu.
Singapura
mampu memanfaatkan peluang itu untuk kepentingan nasionalnya. Indonesia
memang bersikap netral, tetapi bukan berarti tidak bisa memanfaatkan
kekuatan militer AS dan China demi kepentingan nasional Indonesia.
Setidaknya keuntungan ekonomis bisa didapat dari Pulau Nipah jika
peluang ekonomi ini digarap.
Politisi
Ganjar Pranowo dalam diskusi masalah perbatasan RI di Fraksi PDI-P
menegaskan, perbatasan memang harus dijaga dengan ”kedaulatan dan pagar
ekonomi”. Membangun aktivitas ekonomi di perbatasan dan pulau terluar adalah pemikiran cerdas.
Untuk pemikiran, kita tidak kekurangan. Sebelumnya, perbatasan juga diwacanakan sebagai halaman depan. Selanjutnya?
theglobal-review
0 komentar:
Post a Comment