MALANG-(IDB) : Untuk
penjagaan wilayah Indonesia wilayah timur, Mabes TNI menarik 18 meriam
105 di Batalyon Armed I/105 Singosari. Selanjutnya, diganti dengan
peralatan yang lebih canggih, yaitu Military Rocket Laser System
(MRLS).
Komandan
Pusat Kesenjataan Alteleri Medan TNI AD, Brigjen TNI Aryadi Padma
Negara mengungkapkan, rencananya ada dua batalyon yang akan mendapat
MRLS. Satu batalyon berada di Indonesia timur, dan satu batalyon di
Indonesia barat. Untuk Indonesia timur sudah diputuskan Armed I/105
Singosari yang mendapat jatah.
“Kalau
yang di Indonesia barat belum diputuskan, masih menunggu rapat
lanjutan,” kata Aryadi dalam peninjauan di Armed I/105 Singosari,
Selasa (26/6/2012).
Dia
mengungkapkan 18 meriam milik Armed sudah sangat tua. Semua meriam ini
buatan AS kala terlibat dalam Perang Dunia II. Tapi produk ini baru
dibeli Indonesia dan diserahkan ke Armed pada 1982 lalu. Menurutnya
daya jangkau meriam 105 hanya maksimal sejauh 11 kilometer saja.
dibandingkan MRLS yang memiliki daya jangkau maksimal 100 kilometer,
meriam 105 sudah sangat tua. “MRLS mampu melenyapkan Gelora Bung Karno
untuk sekali tembak,” tambahnya.
Tapi
dia belum dapat memastikan, kapan MRLS akan masuk ke Indonesia. Dia
berharap senjata yang menggunakan sistem komputer ini sudah ada di Armed
pada 2013 nanti. Makanya sebelum MRLS dibeli pemerintah Indonesia,
pihaknya harus memastikan gudang penyimpanan senjata. Rencananya gudang
MRLS akan dibangun di bagian belakang Yon Armed Singosari dengan
menempati lahan seluas 10 hektar. Bangunan ini akan terdiri dari garasi,
gudang amunisi, ruang simulator, gudang optic, dan ruang workshop.
Sayangnya
dia enggan membeber jumlah senjata yang akan didatangkan dan negara
pembuat MRLS. Dia memastikan sebelum MRLS tiba, pihaknya akan mengirim
beberapa perwira yang akan dipercaya menjadi operator untuk belajar ke negara pembuat. “Nanti perwiranya akan kami seleksi. Yang jelas perwira
itu harus pandai dan berprestasi,” terang Ariyadi.
Sumber : Tribunnews
0 komentar:
Post a Comment