Foto : Senkaku/Diaoyu (AP)
BEIJING:(DM) - Sebelum Jepang memutuskan untuk
membeli Pulau Senkaku (Diaoyu) pada 2012 lalu, Pemerintah Amerika
Serikat (AS) sempat mengutarakan penolakannya atas langkah Jepang. AS
berpendapat, langkah itu bisa menghasut perselisihan antara China dan
Jepang.Menurut Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell, Pemerintah Jepang sempat meminta opini Negeri Paman Sam sebelum menasionalisasikan pulau itu. Jepang cukup yakin, CHina tidak akan keberatan dengan langkah Jepang, namun AS menilai Jepang terlalu optimis dalam hal itu.
AS menasihati Jepang agar mengabaikan rencananya menasionalisasi pulau yang mereka perebutkan dengan China. Hillary Clinton yang saat itu masih menjadi Menlu AS membahas masalah itu dengan Koichiro Gemba selaku Menlu Jepang. Demikian, seperti diberitakan China.org, Rabu (10/4/2013).
Namun Jepang mengabaikan peringatan AS dan membeli pulau itu pada September 2012. Ketegangan hubungan Jepang dan AS langsung meningkat.
Campbell menegaskan, akan lebih baik bagi Jepang untuk merundingkan masalah ini dan mencapai kesepakatan terlebih dulu ke China sebelum mereka membeli pulau itu. AS pada saat itu dikabarkan cukup ragu dengan persetujuan China yang diutarakan langsung oleh Jepang.
"Meski Pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka telah mendapat dukungan dari China, Amerika tidak yakin akan hal itu," papar Campbell.
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri China menganggap pulau yang mereka sebut dengan nama Diaoyu itu adalah bagian dari wilayahnya. China mengatakan, seluruh tindakan sepihak yang dilakukan oleh Jepang terhadap pulau itu dianggap ilegaldan salah besar.
Kemarin, China pun melanjutkan aktivitas patrolinya di pulau sengketa. Aparat perbatasan Jepang langsung melaporkan eksistensi tiga kapal milik pemerintah Negeri Panda itu.
okezone
0 komentar:
Post a Comment