WASHINGTONG DC:(DM) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kembali mengulang retorika klise terhadap Republik Islam Iran atas program nuklirnya. Kerry dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu Selasa (9/4) menegaskan dukungan Washington terhadap retorika perang Tel Aviv.
Menlu AS dalam statemennya menyinggung capaian baru program nuklir Tehran yang dipamerkan pada hari Nasional Teknologi Nuklir Iran. John Kerry menyebut terobosan yang dicapai Iran akan terus menjadi masalah, meskipun tidak dianggap sebagai ancaman.
Statemen provokatif diplomat senior AS itu berlangsung di saat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Selasa (9/4) meresmikan tiga pabrik yang terdiri dari pabrik Shahid Rezaeinejad untuk produksi Yellowcake, pabrik Saghand untuk tambang uranium di Ardakan, serta industri akselerator elektron pertama Iran di kota Taft. Peresmian itu bertepatan dengan Hari Nasional Teknologi Nuklir Republik Islam Iran yang jatuh pada tanggal 20 Farvardin bertepatan dengan 9 April.
Kerry menyatakan Washington siap berunding dengan Tehran, namun perundingan tersebut harus jelas batasan dan tenggat waktunya. Statemen tendensius pejabat tinggi Gedung Putih itu menjadi angin segar bagi Netanyahu untuk meningkatkan tensi propaganda anti Iran berkaitan dengan program nuklir sipil Tehran.
Tampaknya, statemen Menlu AS itu hanya mengulang pernyataan serupa yang dikemukakan Obama dalam lawatan sebelumnya ke Israel. Presiden AS dalam kunjungan tersebut menegaskan dukungan Washington terhadap program nuklir rezim Zionis.
Proyek agitasi anti Iran menjadi agenda bersama Washington dan Tel Aviv terhadap Tehran. Para pejabat teras AS senantiasa melancarkan propaganda infaktual mengenai program nuklir sipil Iran. Padahal faktanya selama ini program nuklir Iran yang berada dalam pengawasan penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak pernah menyimpang dari tujuan damainya. IAEA telah melakukan inspeksi ke berbagai instalasi nuklir Iran tetapi tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa program nuklir negara itu telah dialihkan untuk memproduksi senjata nuklir.
Di sisi lain, program nuklir Israel yang jelas-jelas bertujuan militer tidak pernah dipersoalkan AS dan juga negara Barat lainnya. Bahkan mereka justru mendukung dengan menggelontorkan bantuan finansial, politik dan militer terhadap satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah yang dilaporkan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir.
Tidak hanya itu, Tel Aviv juga menolak semua kesepakatan menandatangani peraturan nuklir internasional khususnya NPT dan tidak mengizinkan tim inspeksi IAEA menyelidiki fasilitas-fasilitas nuklirnya yang terbukti berbahaya bagi kawasan.
Sejatinya, statemen miring Menlu AS tentang program nuklir Iran hanya topeng yang dikenakan untuk menutupi ancaman nuklir militer Israel yang mengancam perdamaian serta keamanan regional dan global. Dan kini, Kerry yang mengenakannya. Entah esok siapa dan dengan isu apa lagi.
(IRIBIndonesia/PH)
0 komentar:
Post a Comment