Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

21 March 2012

SBY Targetkan Kirim 10 Ribu Pasukan Perdamaian

9:26 AM Posted by Unknown No comments
JAKARTA--MICOM: Indonesia memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk berkontribusi dalam upaya menjaga perdamaian dunia. Sejak 1957, Indonesia telah berpartisipasi mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB. Indonesia bahkan berpotensi menjadi satu dari 10 negara pengirim pasukan perdamaian terbesar di dunia.

"Saat ini sekitar 1.900 penjaga perdamaian Indonesia ditugaskan dalam berbagai misi PBB. Yang terbesar yakni di Unifil (Lebanon). Dengan sejarah panjang dalam misi-misi perdamaian PBB ini, sekarang kita punya cita-cita yang lebih besar. Kita berharap dapat berkontribusi dengan mengirimkan hingga 10 ribu pasukan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-Moon di Indonesia Peacekeeping and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Selasa (20/3).


Namun, menurut Yudhoyono, penambahan jumlah saja tidak cukup. Upaya-upaya penjagaan perdamaian di wilayah-wilayah konflik lebih kompleks ketimbang di masa lalu.

"Dari pengalaman saya, seorang pasukan penjaga perdamaian harus memiliki kemampuan di luar kualifikasi dasar-dasar militer. Mereka (pasukan) harus mampu bekerja bersama-sama dengan pasukan dari negara lain dan punya kapabilitas kontrateroris begitu juga dalam misi penanggulangan bencana. Mereka harus punya pemahaman budaya dan bahasa di negara tempat mereka bertugas," katanya lagi.

Sewaktu masih di militer, Yudhoyono pernah ditugaskan sebagai pasukan perdamaian PBB. Menurut Ban Ki-Moon, bagi PBB, Yudhoyono telah menjadi bagian dari keluarga besar PBB.

"Dia (Yudhoyono) akan selalu menjadi bagian dari pasukan helm biru," kata Ban.

Ban juga memuji peran yang dimainkan pasukan perdamaian PBB asal Indonesia di sejumlah wilayah, misalnya pasukan yang dikirimkan ke Darfur, Sudan. Meski awalnya tidak diterima baik oleh masyarakat karena ketidakpercayaan mereka, tetapi pada akhirnya pasukan perdamaian itu bisa berbaur dan membantu para masyarakat sipil.

Ban mencontohkan sebuah peristiwa perjuangan anggota pasukan Indonesia di Darfur untuk meraih kepercayaan warga lokal.

"Saat itu ada perempuan hamil berkebangsaan Sudan yang sedang membutuhkan pertolongan medis. Ambulans berbendera Indonesia segera menolongnya. Ketika militer Sudan melarang ambulans Indonesia meninggalkan camp, pasukan Indonesia berkukuh sehingga akhirnya berhasil mengantarkan perempuan itu ke rumah sakit," ujar Ban.

Menurut Ban, hal ini jangan hanya dipandang sebagai bantuan kecil kepada seorang perempuan hamil.

"Lebih dari itu. Menolong perempuan itu merupakan landasan dari hubungan yang erat antara pasukan perdamaian dengan komunitas lokal. Pasukan Indonesia, seperti pasukan lainnya, telah menunjukkan keberanian dan kasih sayangnya. Inilah yang mengubah segalanya," kata Ban.

Ditambahkan Ban, keberadaan pasukan perdamaian PBB tak sekadar menjaga keamanan suatu negara pascaperang, namun juga untuk membangun kepercayaan masyarakat dan membantu memulihkan kondisi negara.

"Saya telah melihat bagaimana bantuan pasukan perdamaian membuat perbedaan besar terhadap hidup seseorang. Kehadiran pasukan perdamaian dapat mengembalikan anak-anak ke bangku sekolah setelah bertahun-tahun tidak mengenyam pendidikan. Mereka juga membersihkan tanah dari ranjau sehingga petani bisa menanam," katanya. (*/OL-10)

0 komentar:

Post a Comment