Penduduk pulau
Falkland menunjukkan kesetiaannya kepada Inggris dengan berkendara
sambil memasang bendera kepulauan Falkland yang bersisian dengan
bendera Inggris. (REUTERS / Gary Clement)
Brasilia
(ANTARA News) - Tiga puluh tahun sesudah Perang Falkland, Amerika Latin
merapatkan barisan di belakang klaim kedaulatan Argentina atas kepulauan
yang dipersengketakan dan kaya sumber daya di Atlantik Selatan.
Semua
negara di kawasan itu membela Buenos Aires dalam perselisihan sengit
dengan London atas kepulauan terpencil Atlantik Selatan serta menentang
kehadiran militer Inggris di wilayah itu, kata Menteri Luar Negeri
Colombia Maria Angela Holguin akhir Maret, lapor AFP.
Dan
dia menandaskan bahwa sebuah pernyataan mengenai masalah tersebut akan
dikeluarkan April pada sebuah Pertemuan Puncak Amerika di kota Colombia
Cartagena.
Pada 2 April 1982, junta militer
yang berkuasa di Argentina waktu itu menginvasi kepulauan Falkland,
memicu perang 74 hari dengan Inggris yang menewaskan 646 orang Argentina, 255 prajurit Inggris dan tiga orang penduduk kepulauan Falkland.
Perang tersebut berakhir dengan
kekalahan Argentina, dan Inggris mempertahankan kekuasaannya atas
wilayah yang telah dikuasainya sejak 1833.
Namun
mengenai masalah sensitif ini, London menghadapi front Amerika Latin
bersatu, yang dipimpin Brazil, kekuatan dominan wilayah tersebut yang
Desember menggeser Inggris sebagai ekonomi terbesar keenam dunia.
Menteri
Luar Negeri Brazil Antonio Patriota menunjukkan posisi ini dengan
sangat jelas dalam sebuah pertemuan dengan timpalannya dari Inggris
William Hague di Brasilia awal tahun ini.
Dia
mengatakan kepada Hague bahwa Brazil dan kawasan itu "mendukung
kedaulatan Argentina atas Kepulauan Falkland dan resolusi PBB meminta
dialog antara Argentina dan pemerintah Inggris mengenai masalah ini."
Juga
awal pada tahun ini, Patriota mengatakan Brazil bekerja sama dengan
uruguay akan menyelenggarakan sebuah pertemuan mengenai usulan Zona Damai dan Kerja sama Atlantik Selatan, menyertakan Amerika Latin dan
negara-negara Afrika bagian selatan.
"Brazil,
Argentina dan Uruguay memiliki kepentingan dalam menciptakan zona
keamanan Atlantik Selatan. Ini sudah ada di agenda selama puluhan
tahun," kata Tullo Vigevani, seorang profesor di Sao Paulo State
University.
Alberto Pfeifer dari think tank
Analysis of International Relations di Sao Paulo University mencatat
Atlantik Selatan "amat sangat penting" bagi negara-negara di kedua sisi
samudera.
"Geologi wilayah ini merupakan
cermin. Apa yang anda dapati di sisi Amerika Selatan, anda akan temukan
di sisi Afrika bagian selatan. Cadangan minyak besar telah ditemukan di
pantai Afrika, menambahkan sumber daya lautan, seperti perikanan,"
tambahnya.
Brazil juga memperkuat kekuatan
angkatan lautnya di Atlantik Selatan, termasuk dengan program kapal
selam yang ambisius, untuk melindungi cadangan minyak "sub-salt"-nya.
Ladang
minyak tersebut, yang terletak di lepas pantai Atlantik tenggara Brazil
di bawah berkilo-kilo meter lautan dan batuan dasar, kemungkinan
mengandung lebih dari 100 miliar barel minyak berkualitas tinggi yang
dapat diambil, menurut estimasi resmi.
Ketegangan
antara London dan Buenos Aires pecah lagi sejak 2010, ketika Inggris
mengotorisasi perusahaan minyak untuk mengekplorasi minyak di perairan
Kepulauan Falkland, dan mempertajamnya lewat penempatan sebuah kapal
perang Inggris di kepulauan itu.
Kepulauan
Falkland berpenduduk sekitar 3.000 orang -- terletak sekitar 400 mil
laut dari Argentina, yang menyebut kepulauan itu Malvinas.
Menteri
Luar Negeri Argentina Hector Timerman menuduh Inggris menumpuk kekuatan
militer "terbesar" di Atlantik Selatan, termasuk persenjataan nuklir.
Dan
dia menggunakan pertemuan puncak 53 negara membahas keamanan nuklir di
Korea Selatan bulan ini untuk mendesak Inggris agar mengonfirmasi
pihaknya tidak memiliki senjata nuklir di Atlantik Selatan. London
menolak sindiran ini sebagai "tidak berdasar."
Peru
baru-baru ini membatalkan kunjungan kapal fregat angkatan laut Inggris
sebagai solidaritas klaim Kepulauan Falkland Argentina dan Presiden
Ekuador Rafael Correa mengusulkan sanksi terhadap Inggris.
Akhir
Desember, blok perdagangan Amerika Latin Mercosur -- yang meliputi
Brazil, Argentina dan Uruguay -- sepakat untuk menutup pelabuhannya bagi
kapal-kapal yang mengibarkan bendera kepulauan yang dikuasai-Inggris
tersebut.
Raul Bernal-Meza, seorang profesor
hubungan internasional di Buenos Aires University, namun mencatat bahwa
dukungan Amerika Latin kepada Argentina 30 tahun silam di tengah-tengah
Perang Dingin ketika negara itu diperintah diktator sayap-kanan tidak
terlalu terbuka dan bulat.
Chile, pada waktu
itu di bawah penguasa Augusto Pinochet, memberikan dukungan terselubung
kepada Inggris dan satu-satunya negara di wilayah itu yang memberikan
bantuan sebenarnya kepada Argentina adalah Peru, yang mengirim senjata
dan pesawat jet Mirage. (K004)
Editor: B Kunto Wibisono
sumber: antaranews
0 komentar:
Post a Comment