Apa
jadinya bila pisau tak pernah diasah, tentu akan tumpul. Begitu pula
dengan prajurit TNI, tanpa latihan apa jadinya mereka nanti, bila ada
perang. Maka, latihan gabungan dilakukan di Surabaya, Jawa-Timur.
Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 ini dibuka oleh Panglima TNI
Laksamana TNI Agus Suhartono, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa
Timur (20/10). Sebagai Komandan Upacara adalah Panglima Divisi
(Pangdiv) 2 Kostrad, Mayjen TNI Setyo Sularso.
Dalam
latihan ini alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI dikerahkan.
Alutsista itu terdiri dari kendaraan tempur TNI Angkatan Darat seperti
enam Tank Scorpio, dua Stormer APC, satu Stormer Co, dua Kendaraan Timhar, satu RVC, sepuluh FRS, sembilan Tank Anoa, satu Radar Giraffe, satu Ambulan dan satu Kendaraan Recovery serta 44 Kendaraan Angkut Personel. Sedangkan dari TNI Angkatan Laut adalah 35 KRI, satu Cassa, dua Heli Bell, 34 Truk, lima Tank, lima BVP, empat Kapa, 20 Ranfib, tiga Howitzer dan dua RM-70 Grad.
Dari
TNI Angkatan Udara dikerahkan empat Pesawat Tempur Sukhoi SU-27/30, enam Hawk SPO, delapan Pesawat Angkut C-130 HS/H/B, satu
Pesawat Angkut C-130 BT, dua Pesawat Intai Udara B-737, tiga Pesawat
Intai Udara C-212, empat Heli Super Puma NAS-332/ SA-330, lima Heli
Colibri EC-120b, satu Radar Smart Hunter, satu Kendaraan Angkut Rudal dan tiga Container Rudal QW 3.
Menurut, Dansatgas Penerangan Latgab TNI 2012, Letkol Laut (KH) Edys Riyanto, tujuan
Latgab ini adalah untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan
satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan
mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna,
dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan
terjadi.
Agenda latihan dimulai dengan latihan Posko di Komando Latihan Armada Timur (Kolat Armatim) mulai 20
Oktober sampai 25 Oktober 2012. “Kita melibatkan 931 personel yang
terdiri dari 240 personel sebagai penyelenggara dan 691 sebagai pelaku,”
kata Edys.Sedangkan Latihan Lapangan akan dilaksanakan mulai 26 Oktober
sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan
Amphibi di pantai Sangata, Kalimantan Timur. Dalam latihan ini melibatkan sedikitnya 11.693 personel yang terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 sebagai pelaku.
Sejarah telah menjadi dasar dalam merumuskan doktrin pertahanan kepulauan, doktrin TNI dan strategi militer nasional. Penetapan doktrin pertahanan kepulauan dan doktrin militer nasional yang komprehensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan strategi militer nasional dan perumusan pembangunan kekuatan, demi tercapainya postur TNI, serta memastikan tercapainya prioritas, kebutuhan keunggulan, spesifikasi, serta kebutuhan kemandirian.
“Dalam konteks konsep Minimum Essential Forces (MEF), maka konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan Komando Gabungan yang memiliki Inter-Operability tinggi, serta pemilihan Alutsista
yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam
menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI,” kata Panglima
TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.
Dalam konteks Doktrin Operasi Militer Modern, kata Panglima TNI, terdapat unsur-unsur penting yang menjadi perhatian.Pertama, strategi militer atau doktrin pelaksanaan sebagai metode. ini adalah Doktrin Militer Nasional dengan turunannya sebagai Field Manual untuk setiap unit TNI. Kedua, Markas Komando yang memberikan tujuan, pengawasan, evaluasi dan otorisasi aset kepada rantai komando, dimana tujuan harus terkait dengan doktrin dan strategi militer.
Ketiga, Pusat Komando dan kendali sebagai pengelola aset dan penentu metode. Hal ini terkait erat dengan Doktrin Operasi Gabungan yang harus diintegrasikan dalam konsep K4IPPMP, yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, Pengintaian dan Manajemen Pertempuran. Keempat, unit militer sebagai aset operasional dan aset tempur, baik tingkat Divisi, Brigade, Resimen, Batalyon, Detasemen, Kompi dan tingkat tim.
“Sampai
dengan tingkat perorangan yang melaksanakan operasi intelijen khusus,
merupakan unsur kekuatan yang harus dikembangkan dan diintegrasikan
secara bulat,” ujar Panglima TNI.
Latihan gabungan TNI tahun 2012 ini, memiliki dimensi taktis dan strategis, serta dimensi Politis dalam konteks pertahanan dan keamanan negara. Dalam dimensi Taktis dan strategis, latgab ini diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan operasi militer modern.”Sedangkan dimensi politis, latihan ini sebagai bentuk kontinuitas dan Deterrence Effect dalam penyelenggaraan keamanan negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya,” paparnya.
kompasiana
0 komentar:
Post a Comment