Juru bicara Presiden Myanmar mengakui instabilitas di barat negara ini yang merenggut nyawa 64 warga Muslim etnis Rohingya seraya mengklaim bahwa pengamanan di wilayah ini telah ditingkatkan.
Fars News (27/10) melaporkan, pemerintah Myanmar mengakui terjadinya bentrokan berdarah dan perusakan total sebuah desa berpenduduk Muslim di barat negara ini.
Dalam wawancaranya dengan BBC, juru bicara Thein Sein ini mengatakan, "Ada banyak desa dan kota rusak total atau sebagian wilayahnya hancur."
Pernyataan pejabat tinggi Myanmar ini mengemuka setelah Human Right Watch (HRW) mempublikasikan foto yang diambil dari satelit yang menunjukkan tingkat kerusakan di wilayah Kyaukpyu.
HRW menyatakan bahwa sebagian besar korban instabilitas tersebut adalah warga Muslim akibat serangan warga Budhist.
HRW menegaskan bahwa jumlah korban dalam instabilitas tersebut jauh lebih tinggi dibanding jumlah yang disebutkan oleh pemerintah.
Phil Robertson, Direktur Asia HRW menyatakan, instabilitas ini menunjukkan bahwa pemerintah Myanmar harus memberikan jaminan keamanan kepada warga Muslim.
(IRIB Indonesia/MZ)
0 komentar:
Post a Comment