Rantis 4x4 Komodo produksi PT Pindad |
Persiapan kemandirian industri persenjataan TNI sungguh-sungguh
dipersiapkan, diantaranya melalui pabrikan industri pertahanan di
Bandung yaitu PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Hal ini
diimplementasikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin yang
juga sebagai ketua High Level Committee (HLC) dengan kunjungan ke PT Pindad dan PT DI, Kamis, 29 November 2012.
Tujuan kunjungan Wamenhan bersama tim HLC menginspeksi kedua industri utama strategis tersebut adalah dalam rangka mendukung modernisasi Alutsista
target strategi 2010-2014. Jadi yang dilakukan HLC saat ini adalah
mengecek sesuai dengan skema pembiayaan industri pertahanan nasional
dalam memodernisasi Alutsista.
Kunjungan ini merupakan komiter tingkat tinggi untuk inspeksi kesiapan
produksi PT Pindad dan PT DI. Kunjungan ini juga dalam rangka meninjau
kesiapan produksi untuk target modernisasi sistem persenjataan pada
2014, ujar Wamenhan.
Kunjungan Wamenhan beserta Tim HLC ke PT. Pindad diterima langsung oleh
Dirut PT. Pindad Adik A. Soedarsono. Pada kunjungannya Wamenhan
mengatakan kerjasama dengan PT Pindad agar penyediaan kebutuhan
peralatan militer Indonesia terus berjalan tiap tahunnya. Hasil produksi
alat militer itu digunakan tiga angkatan yakni TNI Angkatan Darat (AD),
Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Laut (AL).
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, PT. Pindad pada dasarnya memproduksi
peralatan militer terutama untuk kebutuhan Angkatan Darat (AD) termasuk
memenuhi kebutuhan amunisi yang juga digunakan untuk tiga angkatan.
Wamenhan juga menambahkan, PT. Pindad tiap tahun menerima order membuat
peralatan militer dari pesanan Kemhan untuk keperluan TNI AD, AU, dan
AL.
Selain meninjau proses pembuatan Senapan SS-2 dan melihat secara langsung pembuatan Panser Anoa Wamenhan juga melakukan uji coba mengemudikan sendiri Panser buatan PT. Pindad tersebut.
Seusai melakukan kunjungan di PT. Pindad, Wamenhan melanjutkan rangkaian
kunjungannya ke PT DI. Kedatangan Wamenhan beserta rombongan ini
disambut Direktur Utama PT DI Budi Santoso beserta pejabat PT DI lainnya
Wamenhan beserta rombongan mengamati sejumlah pesawat di hanggar CN 235
serta meninjau sejumlah pesawat yang dipesan Kemhan. Pada kesempatan
tersebut Wamenhan juga mengamati tiga pesawat CN 235 tipe MPA atau
Maritime Patrol untuk kebutuhan TNI Angkatan Laut yang sudah memasuki
proses finishing atau sudah selesai 85 persen.
Wamenhan juga menyempatkan diri melakukan peninjauan ke hanggar
helikopter. Di tempat ini ada sejumlah helikopter jenis Super Puma NAS
332 dan NBELL 412, ada 2 (dua) unit Super Puma yang dikerjakan untuk
TNI AU dan satu Helikopter NBELL untuk TNI AD.
Selain memproduksi CN-235, PTDI juga akan memproduksi N-295
yang merupakan bentuk pengembangan dari CN-235 yang dilakukan PT DI.
Program pengembangan itu merupakan bagian dari kerja sama dengan Airbus
Millitary.
Wamenhan menyebutkan PT Pindad dan PT DI merupakan dua industri
strategis dalam negeri yang akan diandalkan untuk mendukung modernisasi
alutsita TNI dan Polri di masa depan.
Kedua BUMN strategis itu memang digadang-gadang dapat memenuhi pemenuhan kesenjataan TNI.
Paling tidak, senjata infanteri ringan, seri SS-1, telah bisa dibuat PT
Pindad, dan CN-235 serta NAS-332 Super Puma telah lama dipakai berbagai
matra TNI dan TNI AU.
Turut dalam rombongan Wamenhan antara lain Dirjen Renhan Kemhan Marsda
TNI Sunaryo, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Dirjen
Anggaran Kemkeu Drs Herry Purnomo.
0 komentar:
Post a Comment