Politikindonesia - Hubungan
Filipina dan China semakin memanas oleh sikap China yang keras. Negara
itu menyatakan siap menghadapi setiap kemungkinan yang akan dilakukan
Filipina, seiring eskalasi konflik wilayah di Pulau Huangyan, di Laut
China Selatan. China menganggap hal ini sebagai masalah serius yang
dapat mengancam kestabilan kawasan.
Wakil Menteri Luar
Negeri China, Fu Ying, dalam keterangan pers tertulisnya di Beijing,
Selasa (08/05), menyatakan pihaknya telah memanggil perwakilan
Pemerintah Filipina untuk China, Alex Chu, Senin. Pemangggilan itu
merupakan yang ketiga kalinya sejak insiden "pelanggaran wilayah" oleh
nelayan Filipina di Pulau Huangyan, wilayah Laut China Selatan, pada 10
April 2012.
Dalam pertemuan itu,
Fu Ying mengingatkan Filipina untuk mundur dan tidak melakukan
aksi-aksi yang dapat memicu ekskalasi ketegangan di wilayah tersebut
atau menjadikan situasi semakin rumit. “Flipina tidak menyadari bahwa
ini masalah serius, dan apa yang dilakukan dapat meningkatkan ketegangan
di wilayah itu," katanya.
Fu Ying mengatakan,
langkah Filipina mengirimkan kapal perangnya ke sekitar wilayah Pulau
Huangyan telah menimbulkan salah paham dan pengertian publik Filipina dan China. Bahkan komunitas internasional, dan bisa memprovokasi serta
mengancam hubungan kedua negara.
Dalam pertemuan
dengan wakil pemerintah Filipina, Fu Ying menegaskan bahwa Huangyan
merupakan wilayah China dan berharap Filipina tidak lagi melakukan
langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut
tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang akan timbul.
“Bagaimana pun,
China tidak akan tinggal diam dengan langkah provokasi yang dilakukan Filipina, dan kapal-kapal perang China akan meningkatkan kewaspadaannya
di sekitar Pulau Huangyan," kata Fu Ying.
Selain untuk
memberikan rasa aman bagi para nelayan tradisional China yang mencari
penghidupan di wilayah tersebut, pemerintah China juga akan memberikan
perlindungan hukum kepada nelayannya. China menegaskan kembali agar
Filipina menarik kapal perangnya dari Huangyan dan sekitarnya dan tidak
mengganggu kapal nelayan dan kapal perang China yang sedang melakukan
akivitasnya sesuai hukum kedaulatan china.
Fu Ying menegaskan,
China siap dengan segala kemungkinan dan konsekuensi dari eskalasi
ketegangan di wilayah itu. Namun, China berupaya untuk tetap menempuh
jalur diplomasi guna menyelesaikan masalah tersebut dan hendaknya itu
pula yang menjadi perhatian utama Filipina.
(ss/rin/kap)
0 komentar:
Post a Comment